“
PENGARUH SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN “
SKRIPSI
Diajukan
sebagai salah satu syarat
untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas
Muhammadiyah Sukabumi
Disusun
Oleh :
HENDRI
INDRA GUNAWAN
NIM
: 043061111071
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2014
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
dasarnya sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang barang, jasa maupun
industri selalu akan dihadapkan dengan pencatatan laporan keuangan atas
kegiatan yang sudah dilakukan perusahaan, tujuannya agar pihak manajemen selalu
bisa mengetahui bagaimana setiap kegiatan-kegiatan keuangan yang telah
dijalankan oleh perusahaan terutama untuk mengetahui likuiditas, solfabilitas
dan profitabilitas perusahaan, dan setiap akhir periode akuntansinya perusahaan
diwajibkan melakukan pencatatan laporan keuangan. Ada 3 jenis laporan keuangan
, diantaranya neraca, laba rugi dan pengalihan modal. Dan salah satu
karakteristik perubahan laporan keuangan yaitu data yang disampaikannya harus
relavan dan sesuai dengan kenyataan. Dengan adanya itu sebuah perusahaan biasanya melakukan auditing
sebagai salah satu bentuk atestasi dalam memeriksa atas catatan laporan
keuangan, karena perlunya informasi laporan keuangan yang sangat relavan yang
dapat meyakinkan perusahaan atas catatan
laporan keuangan, terutama bagi pimpinan manajemen perusahaan yang
terkait. Bukan hanya sekedar memeriksa atas catatan laporan keuangan saja,
tetapi auditpun sebagai nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena
pada akhir pemeriksaannya auditor akan memberikan pendapat mengenai kewajaran
posisi keuangan yang dimana kelayakan atas perusahaan yang terkait akan menjadi
sebuah informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan saat itu dan bisa
memprediksi perkembangan perusahaan dimasa yang akan dating. Oleh karena itu
pentingnya audit sebagai nilai tambah bagi laporan keuangan menjadi hal yang
sangat penting dan sangat diperhatikan oleh perusahan-perusahaan lain, tentunya
untuk menjadikan perusahaannya agar semakin berkembang.
Memeriksa
laporan keuangan menjadi hal yang utama dilakukan oleh seorang auditor, dan
tentunya laporan keuangan itu telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Adapun laporan keuangan
yang harus diperiksa oleh auditor terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Adapun catatan-catatan
pembukuan yang terdiri dari buku harian (Buku Kas/Bank, Buku Penjualan, Buku
Pembelian, Buku Serba Serbi, Buku Besar, Sub Buku Besar (Piutang, Utang, Aktiva
Tetap, Kartu Persediaan). Dan disertai bukti-bukti pendukung seperti Bukti
Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Faktur penjualan, Jurnal Voucher, dan
lain-lain. Serta dokumen-dokumen lain yang perlu diperiksa seperti Notulen
Direksi dan Pemegang Saham, Akte Pendirian, Kontrak, Perjanjian Kredit, dan
lain-lain. Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah bahwa laporan keuangan
disusun oleh manajemen, dan manajemen bertanggung jawab atas kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Semua kegiatan transaksi perusahaan akan
selalu berkaitan dengan kas, karena kas menjadi elemen yang paling likuid
karena kas sebagai alat pertukaran berupa uang atau yang dipersamakan dengan
uang baik yang ada diperusahaan maupun dibank yang dapat diambil sewaktu-waktu
tanpa mengurangi nilai nominalnya. Menurut sistem akuntansinya, kas terbagi
menjadi dua sistem, diantaranya sistem akuntansi penerimaan kas dan sistem
akuntansi pengeluaran kas. Pada sistem penerimaan kas berasal dari dua sumber
utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang
atau penjualan secara kredit, dan juga pada sistem pengeluaran kas,
perusahaan dapat melakukan pembayarannya
dengan menggunakan cek kecuali dana kas kecil. Kedua sistem ini selalu memiliki
dokumen-dokumen penting yang sangat berpengaruh atas catatan laporan keuangan
perusahaan, karena dengan dokumen-dokumen itulah proses audit dalam keuangan
perusahaan akan terlaksana secara mudah karena terkandung sebagai alasan-alasan
yang relavan untuk catatan laporan keuangan. Sebagai contoh pada bukti dokumen
penerimaan kas seperti Faktur Penjualan,
Pita Register Kas, Credit Card Sales
Slip, Bill Of Lading, Faktur Penjualan COD, Bukti Setor Bank dan Rekap Harga Pokok pemjualan dan
lain-lain, dan pada bukti pengeluaran kas seperti Bukti Kas Keluar, Cek , Permintaan
cek dan lain-lain. Semua dokumen-dokumen tersebut menjadi salah satu pusat
perhatian auditor dalam memeriksa bukti laporan keuangan yang relavan.
Bukti dokumen-dokumen pada penerimaan dan
pengeluaran kas menjadi salah satu sorotan utama seorang audior melakukan
pemeriksaan pada perusahaan karena pada bukti-bukti dokumen ini dapat menjadi
barang bukti disetiap kegiatan penerimaan kas maupun pengeluaran kas, seperti
salah satu contoh fenomena yang sering terjadi ketika pada sebuah transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas adanya perbedaan pencatatan diperusahan dengan
pihak konsumen, ataupun permasalahan prosedur pengiriman barang kepada
konsumen, dan juga permasalahan atas catatan di bank. Semua fenomena ini
menjadi pokok permasalahan tentang adanya salah catat baik dari pihak
perusahaan itu sendiri maupun pihak luar, oleh karena itu pentingnya
dokumen-dokumen penerimaan dan pengeluaran kas menjadi barang bukti yang kuat
serta bisa menjadi solusi atas perbaikan catatan laporan keuangan menjadi lebih
relavan.
Oleh karena itu dengan banyaknya fenomena
mengenai sistem penerimaan dan pengeluaran kas ini yang seringkali terjadi pada
setiap pemeriksaan audit menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk selalu bisa
mencari kebenaran yang relavan agar setiap laporan hasil audit yg disajikan
menjadi sebuah laporan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh seorang auditor
itu sendiri. Oleh karena itu saya sebagai penulis merasa sangat tertarik
membuat skripsi ini dengan mengangkat judul “PENGARUH SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN PERUSAHAAN”.
BAB 2
2.1
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat
diindentifikasi antara lain:
1. Sistem
penerimaan kas berpengaruh terhadap audit pemeriksaan laporan keuangan.
2. Sistem
pengeluaran kas berpengaruh terhadap audit pemeriksaan laporan keuangan.
3. Sistem
penerimaan dan pengeluaran kas berpengaruh terhadap pemeriksaan laporan
keuangan.
2.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh sistem penerimaan kas
terhadap laporan keuangan?
2.
Bagaimana pengaruh sistem pengeluaran kas
terhadap laporan keuangan?
3.
Bagaimana pengaruh sistem penerimaan dan pengeluaran
kas terhadap laporan keuangan perusahaan ?
BAB 3
3.1
Tujuan Penelitian
Bertolak pada latar belakang permasalahan diatas maka
tujuan dari
diadakannya penelitian ini
adalah:
1. Menjadikan
sistem penerimaan kas menjadi faktor yang penting dalam pemeriksaan laporan
keuangan yang dilakukan oleh auditor terhadap perusahaan.
2. Menjadikan
sistem pengeluaran kas menjadi faktor yang penting dalam pemeriksaan laporan
keuangan yang dilakukan oleh auditor terhadap perusahaan.
3. Menjadikan
sistem penerimaan dan pengeluaran kas menjadi faktor yang penting dalam
pemeriksaan laporan keuangan.
3.2
Kegunaan Hasil Penelitian
1. Bagi
Perusahaan
Dapat menjadikan informasi terhadap
perusahaan bahwa bukti-bukti penerimaan
dan pengeluaran kas menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan
kedepannnya dalam terus mengembangkan perusahaannya, serta dapat
meminimalisasikan terjadinya kasus salah catat diperusahaan dengan catatan
dipihak luar.
2. Bagi
Karyawan
Menjadikan karyawan dapat menjadi lebih
bertanggung jawab atas kinerjanya masing-masing dengan cara bekerja dan
melakukan tugas secara baik, jujur, serta dapat dipertanggungjawabkan atas
kinerjanya.
3. Bagi
Peneliti
Bagi peneliti sendiri, penelitian ini
dapat membuka cakrawala baru. Bahwa bukt-bukti dokumen itu sangatlah penting
dalam catatan laporan keuangan, karena jika terjadi kasus salah catat maka
audior terlebih dahulu akan mencari bukti-bukti dokumen itu sendiri, oleh
karena itu bukti dokumen itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pemeriksaan laporan keuangan.
BAB 4
2.1 Hipotesis
Istilah
hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
hupo dan thesis.
Hupo berarti lemah, kurang atau di bawah dan thesis
berarti teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Jadi, hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau
dugaan yang sifatnya masih sementara (Hasan, 2008 : 140).
Jenis
hipotesis yang digunakan yaitu Deskriptif assosisatif, artinya ada tiga faktor
yang dapat mempengaruhi catatan laporan keuangan.
1.
Pengaruh sistem penerimaan kas terhadap catatan
laporan keuangan.
2.
Pengaruh sistem pengeluaran kas terhadap catatan
laporan keuangan.
3.
Pengaruh sistem penerimaan dan pengeluaran kas
terhadap catatan laporan keuangan.
Adapun hipotesis-hipotesis yang
diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
-
Diduga sistem penerimaan kas mempunyai pengaruh
terhadap catatan laporan keuangan.
-
Diduga sistem pengeluaran kas mempinyai pengaruh
terhadap catatan laporan keuangan.
-
Diduga sistem penerimaan dan pengeluaran kas
mempunyai pengaruh terhadap catatan laporan keuangan.
2.2
Kerangka Pemikiran
Sistem akuntansi yang sering
disebut sebagai organisasi administrasi adalah suatu alat yang dipakai untuk
mengorganisir atau menyusun, mengumpulkan,
dan mengikhtiarkan keterangan-keterangan yang menyangkut seluruh transaksi
perusahaan, dimana para pegawai, kegiatan-kegiatan perusahaan, bahan-bahan dan
mesin-mesin dapat dipadukan sedemikian rupa sehingga pengawasan dapat
dijalankan sebaik-baiknya (Hadon Yunus, 1979). Tujuan penggunaan sistem
akuntansi menurut Mulyadi adalah untuk menyediakan informasi pengelola kegiatan
usaha baru, untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Adapun kas merupakan
aktiva yang paling lancar di dalam perusahaan yang memiliki peranan yang sangat
besar dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi posisi
kas.
Munawir (2002:103)
Mengemukakan : “Kas
dapat berupa uang logam atau uang kertas yang ada dalam perusahaan (Cash
On Hand) dan disimpan di bank yang pengambilannya tidak pasti (Cash On
Bank) misalnya; simpanan giro, tabungan yang bebas pengambilannya serta
alat pembayaran lainnya.” Menurut Soemarso (2004 : 296) bahwa kas adalah : “Segala
sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera
dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.
Dari defenisi di atas
dapat disimpulkan kas sebagai harta paling lancar yang meliputi uang logam,
uang kertas dan pos-pos lainnya dapat dipergunakan sebagai media tukar dan
mempunyai pengukuran akuntansi. Sebagian besar instrumen sebagai cek. Surat
wesel bank, wesel pos dikualifikasikan sebagai kas karena dapat dikonfirmasikan
menjadi uang logam atau uang kertas dimana dapat diterima sebagai setoran oleh
bank menurut jumlah tertentu.
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas menurut Mulyadi
adalah sistem penerimaan kas adalah sistem yang dirancang untuk menangani
transaksi yang berkaitan dengan sumber pemasukan kas yang diterima perusahaan.
Sedangkan sistem Akuntansi pengeluaran kas menurut mulyadi adalah sistem
pengeluaran kas adalah sistem yang dirancang untuk membiayai berbagai transaksi
yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam perusahaan. Hubungan sistem
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas adalah kedua komponen ini sama-sama
menangani transaksi alur kas yang ada ada laporan perusahaan.
Perumusan Hipotesis.
1. Definisi
hipotesis (jelas mencantumkan menurut siapa, hal brp dll)
2. Jenis
hipotesis (pengujian data )
3. Rumusan
hipotesis (apa yang harus dirumuskan)
Mau
meneliti apa, tentang apa dan bagaimana caranya.
Permususan
berdasarkan 1. Teori 2. Penelitian terdahulu 3. Akal sehat peneliti
Kriteria
perumusan hipotesis
1.
Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
2.
Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud
dapat diuji secara empiris.
3.
Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan
teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis yang disusun oleh
teori yang lain.
Jenis hipotesis.
1.
Hipotesis deskriptif
Contph.
a.
Efisiensi biaya PT.X paling rendah sebsar 80%
dari kriteria ideal yang ditetapkan.
b.
Daya tahan auditor dalam melakukan pekerjaannya
tidak lebih dari 5jam perharinya
2.
Hipotesis komparatif
Contoh:
a.
Pembebanan bop dengan metode ABC lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional.
b.
Kualitas hasil auditor yang berpendidikan luar
negeri lebih baik daripada auditor berpendidikan dalam negeri.
3.
Hipotesis asosiatif
Contoh: nilai tambah ekonomi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham.
METODOLOGI PENELITIAN
-
objek penelitian nama-nama variable penelitian
yang mengacu pada identifikasi masalah, hipotesis dan definisi-definisi di bab
sebelumnya.
-
Penelitian yang dapat dipakai menggunakan dua
pendekatan yaitu :
Metode
penelitian
-
Tipe
penelitian ( menjelaskan kuantitatif atau kualitatif)
-
Variable
dan operasionalisasi variable ( menjelaskan variable)
-
Metode
penelitian sampling
-
Prosedur
atau teknik pengumpulan data
-
Pengujian
vali
Hal-hal yang harus dicermati
sebelum penyajian dan pembahasan hasiul penilitian
Rumusan masalah > tujuan
penelitian > pernyataan, proposisi atau hipotresis peneitian > kelayakan
dan normalitas data ( uji validitas, dan uji asumsi klasik ) < model
penelitian dan alat ukur < obyek atau sampel penelitian penyajian
dan pembahasan hasil
0 komentar:
Posting Komentar