Pengaruh
Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Kas
(Studi
Kasus pada PT “X”)
1.1 Latar Belakang
Setiap
perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitasnya. Tujuan utama bagi
perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan menggunakan segala
kemampuan, metode-metode dan alat-alat yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, perusahaan perlu mengendalikan segala kegiatan yang ada di dalam
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus menyadari perlunya melaksanakan
manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalaian internal yang memadai.
Penerapan
sebuah sistem pengendalian internal
yang memadai dapat membantu manajemen untuk mencegah
dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang
berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Salah satu sistem pengendalian internal yang ada di dalam
perusahaan bisnis adalah sistem pengendalian internal kas. Sistem ini menangani
pengelolaan kas
yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan bisnis.
Audit internal kas merupakan masalah penting
yang harus dihadapi manajemen, mengingat kas adalah aset yang mudah berubah
dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang bebas
dan selalu siap sedia untuk digunakan. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset
yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi
kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan
operasional perusahaan. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan
sehingga diperlukan pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi
penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan
yang ketat terhadap fungsi-fungsi penerimaan dan pengeluaran kas. Tanpa adanya
pengendalian internal akan mudah terjadi penggelapan uang kas.
Untuk menciptakan pengendalian internal yang
baik, manajemen perusahaan harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap
orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan
tanggung jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk
mencari siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Untuk mengawasi
pengelolaan kas, maka diperlukan pengendalian internal yang baik terhadap kas
yang memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan dan
pengeluaran kas. Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa
berbeda beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini
tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan bisnis tersebut,
jumlah karyawan, sumber-sumber kas, dan sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut tentunya dapat
memberikan gambaran yang semakin jelas, bahwa sistem pengendalian internal
terhadap kas tidak bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi
dalam bentuk tindakan dan kegiatan. Selain itu tentunya harus dilaksanakan oleh
semua anggota organisasi tidak terkecuali pimpinan maupun staf/pegawai,
pimpinan tertinggi atau top management. Semua bersatu padu membentuk
konfigurasi yang terpola dalam satu kesatuan, dimana yang satu tidak merasa
lebih penting dari yang lain, dan yang lain tidak boleh merasa dilangkahi atau
melangkahi yang lain, dengan tekad yang sama yaitu mencapai tujuan organisasi
sebagaimana tertuang dalam visi dan misi yang telah ditetapkan. Namun, ini bukan
hanya berarti hanya sekedar mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya,
tetapi yang menjadi perhatian lebih yaitu proses pencapaian tujuan harus
diiringi dengan sumber daya yang efektif dan efisien, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya keuangan, melalui laporan keuangan yang handal dan kekayaan
milik perusahaan yang terjaga dengan baik dan aman dalam koridor yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Setiap kegiatan, setiap kebijakan dan setiap
tindakan yang akan dilakukan harus dapat dipahami oleh semua unsur/pelaku yang
terlibat dalam organisasi tersebut.
Walaupun pengendalian internal atas kas telah
ada, keberadaan audit internal dalam perusahaan bisnis tetap diperlukan karena
suatu sistem mungkin akan kurang berfungsi apabila tidak ada alat untuk
mengawasi dan mengevaluasi sistem tersebut. Audit internal akan memberikan
bantuan bagi pimpinan dan manajemen dalam menjaga, meningkatkan dan menilai
keefektifan pengendalian internal atas kas pada perusahaan tersebut. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis merujuk kepada hasil penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan oleh Aristanti Widyaningsih (2010). Hasil penelitiannya
menunjukkan audit internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian
internal atas biaya produksi. Namun yang membedakan dari penelitian sebelumnya
dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah terletak pada objek penelitian.
Objek penelitian yang dilakukan oleh Aristanti Widyaningsih adalah pengendalian
internal biaya produksi, sedangkan objek penelitian yang penulis ambil adalah
pengendalian internal biaya produksi pada perusahaan yang berbeda. Berdasarkan
uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Kas (pada PT “X”).
II.
Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
2.1
Identifikasi Masalah
Mengingat kas bila dilihat dari sifatnya
merupakan aset yang paling likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga
diperlukan pengendalian internal terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi
penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Oleh karena itu Masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah kinerja pengendalian internal terhadap kas serta
keberadaan audit internal sebagai alat untuk mengawasi dan mengevaluasi
pengendalian internal tersebut.
2.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah
dikemukakan, maka peneliti merumuskan dan membatasi masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pelaksanaan audit internal pada PT “X”?
2.
Bagaimanakah pelaksanaan pengendalian internal kas pada PT “X”?
3.
Seberapa besar pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal
kas pada
PT “X”?
III.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3.1
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis seberapa besar kontribusi audit internal dalam memantau aktivitas
perusahaan bisnis dalam hal pengendalian inernal kas. Atas dasar maksud
penelitian tersebut, tujuan penelitian ditetapkan, sebagai berikut:
1.
Mengetahui kinerja audit
internal pada PT “X”.
2.
Mengetahui kinerja pengendalian
internal kas pada PT “X”.
3.
Menganalisis pengaruh audit
internal terhadap efektivitas pengendalian internal kas pada PT “X”
3.2 Manfaat Penelitian
1.
Bagi PT “X”, penulisan ini
diharapkan bisa memberikan masukan atas setiap kelemahan yang mungkin ada dalam
pelaksanaannya.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang audit
internal dan sistem pengendalian intern kas.
3. Menambah wawasan pembaca tentang bagaimana sebenarnya
audit internal dan pengendalian intern kas.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pandangan dan sumbangan pemikiran mengenai audit internal dan pengendalian
intern kas.
IV. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
a. Kerangka
Pemikiran
Pada dasarnya tujuan audit internal adalah untuk
membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung
jawabnya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk
itu, audit internal akan melakukan analisis, penilaian dan mengajukan
saran-saran. Tujuan audit mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif
dengan biaya yang wajar. Audit internal merupakan bagian dari organisasi yang integral
dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen
senior atau dewan direksi.
Untuk dapat melaksanakan audit internal yang
memadai, para auditor internal sebaiknya berpedoman kepada norma-norma praktek
profesional audit internal. Adapun norma praktek profesional audit internal
menurut Hiro Tugiman (2006: 16). adalah sebagai berikut:
1.
Independensi: Audit internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diauditnya.
2.
Kemampuan Profesional: Audit internal harus mencerminkan keahlian dan ketelitian
profesional.
3.
Lingkup Pekerjaan: Lingkup pekerjaan auditor internal harus meliputi pengujian dan
evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang
dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
4.
Pelaksanaan Kegiatan Audit: Kegiatan audit harus meliputi perencanaan audit, pengujian,
serta pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow
up).
5.
Manajemen Bagian Audit Internal: Pimpinan audit internal harus mengelola bagian
audit internal secara tepat.
Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan tidak
dapat lepas dari masalah keuangan
Khususnya
pengelolaan kas. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar
dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas
merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional.
Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan
pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan,
pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan yang ketat
terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian intern akan
mudah terjadi penggelapan uang kas.
Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik,
perusahaan harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki
tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung
jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari
siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Untuk mengawasi
pengelolaan kas, maka diperlukan pengendalian intern yang baik terhadap kas
yang memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi pengelolaan
kas. Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda-beda
antara lembaga yang satu dengan lembaga lainnya. Hal ini tergantung pada
berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber-sumber
kas, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut tentunya dapat memberikan
gambaran yang semakin jelas, bahwa sistem pengendalian intern kas tidak bisa
dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dalam bentuk tindakan
dan kegiatan.
Sebelum auditor melaksanakan audit secara
mendalam, auditor internal harus memahami terlebih dahulu struktur pengendalian
intern yang digunakan dalam suatu perusahaan. Untuk dapat memahaminya, harus
diketahui juga unsur-unsur pengendalian intern yang akan mempengaruhi kegiatan
pelaksanaan audit, yaitu penyelenggaraan internal control berbasis framework
COSO (internal control COSO) dalam Arens dan Loebbecke (dalam Amir
Abadi Jusuf, 1997: 292), kelima unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Lingkungan Pengendalian: Tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap
manajemen puncak, komisaris dan pemilik suatu satuan usaha terhadap
pengendalian dan pentingnya terhadap satuan usaha tersebut.
2.
Penaksiran Risiko: Penilaian dan penganalisisan manajemen terhadap risiko yang berkaitan
dengan penyajian laporan keuangan yang wajar sesuai dengan standar laporan keuangan
yang berlaku.
3.
Aktivitas Pengendalian: Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memenuhi
tujuannya untuk pelaporan keuangan dan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai.
4.
Informasi dan Komunikasi: Mengidentifikasi, merakit, menggolongkan,
menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi suatu entitas, serta
menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan hutang entitas tersebut.
5.
Monitoring: Penilaian efektivitas rancangan operasi struktur pengendalian
intern secara periodik dan terus-menerus oleh manajemen untuk melihat apakah
pengendalian intern telah beroperasi secara memadai atau belum dan manajemen
perlu menyesuaikan pengendalian intern sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aristanti
widyaningsih (2010) menunjukkan
bahwa
audit internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern
biaya produksi, hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut:
“Audit internal
mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi, hal
ini terlihat dari arah korelasi yang positif, yang menunjukkan bahwa semakin
baik audit internal yang dilakukan perusahaan, maka efektivitas pengendalian
intern biaya produksi pun akan semakin baik. Besarnya pengaruh audit internal
terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi ditunjukkan dengan
nilai determinasi sebesar 59,00%.”
Audit internal membantu pimpinan perusahaan
dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga audit internal membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya serta mengevaluasi dan menilai efektivitas
dari risiko manajemen, pengendalian dan proses pengelolaan perusahaan. Audit
internal harus mempertahankan sikap objektif dan independen, dimana ia harus
dipisahkan dari semua fungsi operasional perusahaan. Meskipun auditor ini
bekerja secara independen, namun ia tetap merupakan bagian dari staf manajemen
perusahaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah
dijelaskan di atas dan untuk memudahkan
penelitian,
maka penulis menyusun sebuah pemikiran yang lebih jelas seperti pada gambar 1.
|
|||
|
|||
Pengaruh
Gambar1
Bagan
Kerangka Pemikiran
b. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini ditetapkan sebagai
berikut:
“
Diduga audit internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian
internal kas “
c.
Lokasi dan Jadwal Penelitian
PT yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah
salah satu PT yang ada di wilayah kota Sukabumi, sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan.
V.
Objek dan Metodologi Penelitian
5.1
Objek Penelitian
5.2
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah alat apa
yang digunakan untuk menjawab hipotesis. Metode penelitian yang digunakan
peneliti adalah metode deskriptif asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto
(2010: 3) mengenai penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan
untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan,
yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pengertian deskriptif dapat diperoleh deskripsi
mengenai bagaimana audit internal dan efektivitas pengendalian
internal kas.
Pengertian metode asosiatif
menurut Sugiyono (2009: 55) metode asosiatif adalah penelitian yang
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode asosiatif digunkan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih yaitu:
ü
Untuk menjelaskan atau
menganalisis pengaruh audit internal terhadap efektivitas
pengendalian internal kas.
Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009: 15) yaitu:
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Jenis data yang digunakan adalah angka. Penelitian ini menggunakan analisis data primer yang berasal dari data kuesioner
yang diajukan kepada seluruh staf sistem pengendalian internal yang ada di PT
“X”.
5.3
Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang
dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan, dengan
hubungan gejala bersifat kausal. Maka peneliti dapat melakukan penelitian
dengan memfokuskan kepada beberapa variable saja. Pola hubungan antar variable
yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigma penelitian.
Pengertian Paradigma Penelitian menurut Sugiyono (2009: 63) yang mengemukakan
Paradigma Penelitian adalah sebagai berikut:
”Paradigma Penelitian adalah pola pikir yang
menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis,
dan juga tekhnik analisi statistic yang akan digunakan.”
Berdasarkan hal ini, maka model penelitian kuantitatif
seperti gambar berikut :
Gambar 2
Paradigma
Penelitian
5.4
Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
Untuk
menyelidiki apakah pengendalian internal kas memegang peranan dalam menunjang
efektivitas pengelolaan kas, maka penulis memisahkan objek penelitian kedalam
dua variabel. Kedua variabel itu adalah Variabel Bebas ( Variabel Independen)
dan Variabel Tidak Bebas (Variabel Dependen).
1.
Variabel Independen, yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Berdasarkan judul
diatas, audit internal merupakan variabel independen, karena variabel ini dapat
berdiri sendiri dan dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian internal kas.
2.
Variabel Dependen, yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yang sifatnya independen.
Berdasarkan judul diatas, efektivitas pengendalian internal kas disebut sebagai
variabel dependen, karena variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel audit
internal.
Sesuai
dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab 1, yaitu: “ Diduga audit
internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal kas “,
harus ditetapkan terlebih dahulu variabel yang akan diukur serta
indikator-indikatornya.
TABEL
VARIABEL
INDIKATOR, SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
Varibel
|
Indikator
|
Sub Indikator
|
Skala
|
Instrumen
|
Independen:
Audit
Internal yang Memadai
|
Berfungsinya
Audit Internal yang memmadai
|
1.
Independensi
auditor internal
2.
Program Audit
3.
Pelaksanaan
kegiatan audit
4.
Laporan Hasil
audit Internal
5.
Tindak lanjut
hasil audit
|
Ordinal
|
Kuesioner
|
Dependen:
Efektivitas
Pengendalian Internal Kas
|
Tercapainya
tujuan pengendalian internal kas
|
1.
Komponen pengendalian
internal
a.
Lingkungan pengendalian
b.
Penaksiran risiko
c.
Aktivitas pengendalian
d.
Informasi dan komunikasi
2.
Tujuan pengendalian internal
a.
Kendala pelaporan peneimaan dan pengeluaran
kas
b.
Efisiensi dan efektivitas penglolaan kas
c.
Ketaatan Pada Hukum dan Peraturan Pengelolaan
Kas
|
Ordinal
|
Kuesioner
|
5.5 Populasi
dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah Satuan
Pengawasan Intern (SPI) pada PT (X), sedangkan sampel yang penulis ambil adalah
seluruh populasi, yaitu staf Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada PT Dirgantara
Indonesia (Persero) yang berjumlah 20 orang.
5.6
Uji Validitas dan Realibilitas
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner,
maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menentukan
kevalidan suatu item kuesioner, digunakan metode koefisien korelasi Product
Moment dari Karl Pearson, sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan menghitung koefisien Cronbach alpha dari masing-masing instrumen dalam
satu variabel dengan taraf kesalahan 5%. Pada penelitian ini menggunakan
pengukuran skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu ’lebih’
atau ’kurang’ dari yang lain, dimana jarak antar satu data dengan yang lain
tidak sama”. Untuk memperoleh data tentang pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pengendalian intern kas, dibuat pernyataan-pernyataan dengan
menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan
atau pernyataan, (Sugiyono, 2008: 107). Adapun skor yang diberikan adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Tabel 2
Tabel Skor
Kuesioner Tabel
SkorKuesioner
Variabel
(X) Variabel (Y)
No
|
Keterangan
|
skor
|
1
|
Sangat
Sesuai
|
5
|
2
|
Sesuai
|
4
|
3
|
Kurang Sesuai
|
3
|
4
|
Tidak Sesuai
|
2
|
5
|
Sangat Tidak Sesuai
|
1
|
No
|
Keterangan
|
skor
|
1
|
Sangat
Sesuai
|
5
|
2
|
Sesuai
|
4
|
3
|
Kurang Sesuai
|
3
|
4
|
Tidak Sesuai
|
2
|
5
|
Sangat Tidak Sesuai
|
1
|
Tabel 3
Tabel Skor Kuesioner
Variabel (X)terhadap
Variabel (Y)
No
|
Keterangan
|
skor
|
1
|
Sangat
Sesuai
|
5
|
2
|
Sesuai
|
4
|
3
|
Kurang Sesuai
|
3
|
4
|
Tidak Sesuai
|
2
|
5
|
Sangat Tidak Sesuai
|
1
|
Untuk menentukan kriteria pengklasifikasian
untuk variabel X dan variabel Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan
oleh Husen Umar (2003: 201), di mana rentang skor dicari dengan rumus sebagai
berikut: Skor tertinggi (banyaknya responden kali skor tertinggi yaitu 5) = 5 x
20 = 100, dan skor terendah (banyaknya responden kali skor terendah yaitu 1) =
1 x 20 = 20.
Rentang pengklasifikasian setiap
kategori untuk variabel X (Audit Internal) dan
Variabel
Y (Efektivitas Pengendalian Intern Biaya Produksi) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel
3.
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Variabel
|
Kategori
|
Rentang
Pengklasifikasian
|
Audit
Internal (X)
|
Tidak
memadai
|
20-36
|
Kurang
memadai
|
37-53
|
|
Cukup
memadai
|
54-70
|
|
Memadai
|
71-87
|
|
Sangat
memadai
|
88-100
|
|
Efektivitas
Pengendalian Intern
Kas
(Y)
|
Tidak
efektif
|
20-36
|
Kurang
efektif
|
37-53
|
|
Cukup
efektif
|
54-70
|
|
Efektif
|
71-87
|
|
Sangat
efektif
|
88-100
|
5.7
Teknik Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan data dan informasi yang
akan mendukung penelitian ini. Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan
metode pengumpulan data:
1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu
dengan melakukan penelitian pada perusahaan, dengan tujuan memperoleh data
primer, dan penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengumpulan data melalui:
a.
wawancara, yaitu dengan cara
mengadakan tanya jawab dengan beberapa karyawan PT (X) yang berkepentingan dan
berhubungan dengan audit internal dan kas.
b.
Observasi, yaitu dengan
melakukan pengamatan secara langsung cara kerja Satuan Pengawas Internal.
c.
Kuesioner, yaitu mengajukan
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, kemudian
hasilnya diuji dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan.
2.
Studi Kepustakaan
Pengumpulan
data sekunder yang dilakukan untuk memperoleh keterangan dan data dari
literatur, yaitu berupa buku, majalah, makalah, yang relevan dengan landasan
teori atas masalah yang sedang diteliti agar diperoleh suatu pemahaman yang
mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan.
5.8
Teknik analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
penulis melakukan analisa untuk mengetahui seberapa besar peranan audit
internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas.
Untuk menguji hipotesis penulis menyampaikan
kuesioner yaitu formulir-formulir yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan
untuk individu yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti.
Selanjutnya data yang terkumpul diklasifikasikan, dianalisis, dan
diinterpretasikan hubungan antar variabelnya sehingga dapat ditarik kesimpulan
mengenai diterima atau ditolaknya
hipotesis.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analsis ini,
terdiri dari:
1.
Tabulasi jawaban kuesioner
2.
Mengelompokkan jawaban
kuesioner
3.
Menjumlahkan masing-masing
jawaban responden
4.
Membandingkan antara jawaban
“Ya” dengan jawaban responden
5.
Membuat laporan
Adapun perhitungan persentase hasil kuesioner adalah
menjumlahkan jawaban “Ya” atau jawaban kuesioner yang diajukan, untuk kemudian
dibandingkan dengan jawaban seluruh kuesioner untuk memperoleh tingkat kriteria
dalam bentuk persentase, maka hasil perbandingan tersebut dikali dengan 100%.
Perhitungan persentase hasil kuesioner adalah
sebagai berikut:
Dasar- dasar kriteria yang diterapkan menurut
Champion (1990,302) adalah sebagai berikut:
0,00-0,25 = No association or low associaton
(Weak Association)
0,26-0,50 = Moderately low association
(Moderately Association)
0,51-0,75 = Moderately high association
(Moderately Strength Association)
0,76-1,00 = High association (Strength
Association) up to perfect association
Dalam mengukur peranan auditor internal pada PT
“X”, maka kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1.
0% s.d. 25% menunjukkan
bahwa kinerja auditor internal di PT “X” tidak efektif
2.
26% s.d. 50% menunjukkan bahwa kinerja auditor
internal di PT “X” kurang efektif
3.
51% s.d. 75% menunjukkan bahwa kinerja auditor
internal di PT “X” cukup efektif
4.
76% s.d. 100% menunjukkan bahwa kinerja auditor internal
di PT “X” efektif
Dalam mengukur efektivitas pengendalian internal
kas pada PT “X”, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
1.
0% s.d. 25% menunjukkan
bahwa kinerja pengendalian internal kas di PT “X” tidak efektif
2.
26% s.d. 50% menunjukkan bahwa kinerja pengendalian
internal kas di PT “X” kurang efektif
3.
51% s.d. 75% menunjukkan bahwa kinerja pengendalian
internal kas di PT “X” cukup efektif
4.
76% s.d. 100% menunjukkan bahwa kinerja pengendalian
internal kas di PT “X” efektif
Untuk
mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian
internal kas pada PT “X”, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
1.
0% s.d. 25% menunjukkan
bahwa audit internal tidak berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian
internal kas di PT “X”
2.
26% s.d. 50% menunjukkan bahwa audit internal kurang
berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas di PT “X”
3.
51% s.d. 75% menunjukkan bahwa audit internal cukup
berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas di PT “X”
4.
76% s.d. 100% menunjukkan bahwa audit internal berperan dalam menunjang efektivitas
pengendalian internal kas di PT “X”
Sumber:
ü
Tesis manajemen stratejik oleh
Budiyarto (2003) Universitas Widyatama
ü
Skripsi “analisis pengendalian
intern pengeluaran kas” oleh Esti Riandri (2013) Universitas Diponegoro.
ü
Skripsi “pengaruh audit
internal terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi” oleh
Aristanti Widyaningsih (2010) UPI
0 komentar:
Posting Komentar