Blogger-Info © 2014 | Facebook Twitter Google+
Powered By : Blogger

Kamis, 13 November 2014

Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Kas
(Studi Kasus pada PT “X”)

1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitasnya. Tujuan utama bagi perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal dengan menggunakan segala kemampuan, metode-metode dan alat-alat yang dimilikinya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu mengendalikan segala kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Dengan demikian, perusahaan harus menyadari perlunya melaksanakan manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalaian internal yang memadai.
Penerapan sebuah sistem pengendalian internal yang memadai dapat membantu manajemen untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang). Salah satu sistem pengendalian internal yang ada di dalam perusahaan bisnis adalah sistem pengendalian internal kas. Sistem ini menangani pengelolaan kas yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan bisnis.
Audit internal kas merupakan masalah penting yang harus dihadapi manajemen, mengingat kas adalah aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional perusahaan. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi penerimaan dan pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian internal akan mudah terjadi penggelapan uang kas.
Untuk menciptakan pengendalian internal yang baik, manajemen perusahaan harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Untuk mengawasi pengelolaan kas, maka diperlukan pengendalian internal yang baik terhadap kas yang memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan dan pengeluaran kas. Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan bisnis tersebut, jumlah karyawan, sumber-sumber kas, dan sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut tentunya dapat memberikan gambaran yang semakin jelas, bahwa sistem pengendalian internal terhadap kas tidak bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dalam bentuk tindakan dan kegiatan. Selain itu tentunya harus dilaksanakan oleh semua anggota organisasi tidak terkecuali pimpinan maupun staf/pegawai, pimpinan tertinggi atau top management. Semua bersatu padu membentuk konfigurasi yang terpola dalam satu kesatuan, dimana yang satu tidak merasa lebih penting dari yang lain, dan yang lain tidak boleh merasa dilangkahi atau melangkahi yang lain, dengan tekad yang sama yaitu mencapai tujuan organisasi sebagaimana tertuang dalam visi dan misi yang telah ditetapkan. Namun, ini bukan hanya berarti hanya sekedar mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, tetapi yang menjadi perhatian lebih yaitu proses pencapaian tujuan harus diiringi dengan sumber daya yang efektif dan efisien, baik sumber daya manusia maupun sumber daya keuangan, melalui laporan keuangan yang handal dan kekayaan milik perusahaan yang terjaga dengan baik dan aman dalam koridor yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setiap kegiatan, setiap kebijakan dan setiap tindakan yang akan dilakukan harus dapat dipahami oleh semua unsur/pelaku yang terlibat dalam organisasi tersebut.
Walaupun pengendalian internal atas kas telah ada, keberadaan audit internal dalam perusahaan bisnis tetap diperlukan karena suatu sistem mungkin akan kurang berfungsi apabila tidak ada alat untuk mengawasi dan mengevaluasi sistem tersebut. Audit internal akan memberikan bantuan bagi pimpinan dan manajemen dalam menjaga, meningkatkan dan menilai keefektifan pengendalian internal atas kas pada perusahaan tersebut. Dalam penyusunan skripsi ini penulis merujuk kepada hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Aristanti Widyaningsih (2010). Hasil penelitiannya menunjukkan audit internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal atas biaya produksi. Namun yang membedakan dari penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah terletak pada objek penelitian. Objek penelitian yang dilakukan oleh Aristanti Widyaningsih adalah pengendalian internal biaya produksi, sedangkan objek penelitian yang penulis ambil adalah pengendalian internal biaya produksi pada perusahaan yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Kas (pada PT “X”).

II. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
2.1 Identifikasi Masalah
Mengingat kas bila dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian internal terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Oleh karena itu Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah kinerja pengendalian internal terhadap kas serta keberadaan audit internal sebagai alat untuk mengawasi dan mengevaluasi pengendalian internal tersebut.

2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan dan membatasi masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan audit internal pada PT “X”?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pengendalian internal kas pada PT “X”?
3. Seberapa besar pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal kas pada
    PT “X”?

III. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
3.1 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kontribusi audit internal dalam memantau aktivitas perusahaan bisnis dalam hal pengendalian inernal kas. Atas dasar maksud penelitian tersebut, tujuan penelitian ditetapkan, sebagai berikut:
1.      Mengetahui kinerja audit internal pada PT “X”.
2.      Mengetahui kinerja pengendalian internal kas pada PT “X”.
3.      Menganalisis pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal kas pada PT “X”

3.2 Manfaat Penelitian
1.      Bagi PT “X”, penulisan ini diharapkan bisa memberikan masukan atas setiap kelemahan yang mungkin ada dalam pelaksanaannya.
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang audit internal dan sistem pengendalian intern kas.
3.      Menambah wawasan pembaca tentang bagaimana sebenarnya audit internal dan pengendalian intern kas.
4.      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan sumbangan pemikiran mengenai audit internal dan pengendalian intern kas.

IV. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
a.       Kerangka Pemikiran
Pada dasarnya tujuan audit internal adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu, audit internal akan melakukan analisis, penilaian dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Audit internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior atau dewan direksi.
Untuk dapat melaksanakan audit internal yang memadai, para auditor internal sebaiknya berpedoman kepada norma-norma praktek profesional audit internal. Adapun norma praktek profesional audit internal menurut Hiro Tugiman (2006: 16). adalah sebagai berikut:
1. Independensi: Audit internal harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diauditnya.
2. Kemampuan Profesional: Audit internal harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional.
3. Lingkup Pekerjaan: Lingkup pekerjaan auditor internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
4. Pelaksanaan Kegiatan Audit: Kegiatan audit harus meliputi perencanaan audit, pengujian, serta pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up).
5. Manajemen Bagian Audit Internal: Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal secara tepat.
Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan tidak dapat lepas dari masalah keuangan
Khususnya pengelolaan kas. Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga diperlukan pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian intern akan mudah terjadi penggelapan uang kas.
Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, perusahaan harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Untuk mengawasi pengelolaan kas, maka diperlukan pengendalian intern yang baik terhadap kas yang memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi pengelolaan kas. Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda-beda antara lembaga yang satu dengan lembaga lainnya. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumber-sumber kas, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut tentunya dapat memberikan gambaran yang semakin jelas, bahwa sistem pengendalian intern kas tidak bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dalam bentuk tindakan dan kegiatan.
Sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam, auditor internal harus memahami terlebih dahulu struktur pengendalian intern yang digunakan dalam suatu perusahaan. Untuk dapat memahaminya, harus diketahui juga unsur-unsur pengendalian intern yang akan mempengaruhi kegiatan pelaksanaan audit, yaitu penyelenggaraan internal control berbasis framework COSO (internal control COSO) dalam Arens dan Loebbecke (dalam Amir Abadi Jusuf, 1997: 292), kelima unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian: Tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, komisaris dan pemilik suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap satuan usaha tersebut.
2. Penaksiran Risiko: Penilaian dan penganalisisan manajemen terhadap risiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang wajar sesuai dengan standar laporan keuangan yang berlaku.
3. Aktivitas Pengendalian: Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memenuhi tujuannya untuk pelaporan keuangan dan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai.
4. Informasi dan Komunikasi: Mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan hutang entitas tersebut.
5. Monitoring: Penilaian efektivitas rancangan operasi struktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus oleh manajemen untuk melihat apakah pengendalian intern telah beroperasi secara memadai atau belum dan manajemen perlu menyesuaikan pengendalian intern sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aristanti widyaningsih (2010) menunjukkan
bahwa audit internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi, hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut:
“Audit internal mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi, hal ini terlihat dari arah korelasi yang positif, yang menunjukkan bahwa semakin baik audit internal yang dilakukan perusahaan, maka efektivitas pengendalian intern biaya produksi pun akan semakin baik. Besarnya pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi ditunjukkan dengan nilai determinasi sebesar 59,00%.

Audit internal membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga audit internal membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya serta mengevaluasi dan menilai efektivitas dari risiko manajemen, pengendalian dan proses pengelolaan perusahaan. Audit internal harus mempertahankan sikap objektif dan independen, dimana ia harus dipisahkan dari semua fungsi operasional perusahaan. Meskipun auditor ini bekerja secara independen, namun ia tetap merupakan bagian dari staf manajemen
perusahaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan di atas dan untuk memudahkan
penelitian, maka penulis menyusun sebuah pemikiran yang lebih jelas seperti pada gambar 1.
Audit Internal
 
Efektivitas Pengendalian intern Kas
 
 


                                                       Pengaruh 
 



                                                                                                               





Gambar1
Bagan Kerangka Pemikiran
b.      Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
“ Diduga audit internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal kas “

c.       Lokasi dan Jadwal Penelitian
PT yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah salah satu PT yang ada di wilayah kota Sukabumi, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan.

V. Objek dan Metodologi Penelitian
5.1 Objek Penelitian

5.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah alat apa yang digunakan untuk menjawab hipotesis. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode deskriptif asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2010: 3) mengenai penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pengertian deskriptif dapat diperoleh deskripsi mengenai bagaimana audit internal dan efektivitas pengendalian internal kas.
Pengertian metode asosiatif menurut  Sugiyono (2009: 55) metode asosiatif adalah penelitian yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode asosiatif digunkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu:
ü      Untuk menjelaskan atau menganalisis pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal kas.
Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009: 15) yaitu:
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Jenis data yang digunakan adalah angka. Penelitian ini menggunakan analisis data primer yang berasal dari data kuesioner yang diajukan kepada seluruh staf sistem pengendalian internal yang ada di PT “X”. 

5.3 Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan, dengan hubungan gejala bersifat kausal. Maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable saja. Pola hubungan antar variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigma penelitian.
Pengertian Paradigma Penelitian menurut Sugiyono (2009: 63) yang mengemukakan Paradigma Penelitian adalah sebagai berikut:
”Paradigma Penelitian adalah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan juga tekhnik analisi statistic yang akan digunakan.”
Berdasarkan hal ini, maka model penelitian kuantitatif seperti gambar berikut :
Gambar 2
Paradigma Penelitian

 






5.4 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
Untuk menyelidiki apakah pengendalian internal kas memegang peranan dalam menunjang efektivitas pengelolaan kas, maka penulis memisahkan objek penelitian kedalam dua variabel. Kedua variabel itu adalah Variabel Bebas ( Variabel Independen) dan Variabel Tidak Bebas (Variabel Dependen).
1.      Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Berdasarkan judul diatas, audit internal merupakan variabel independen, karena variabel ini dapat berdiri sendiri dan dapat mempengaruhi efektivitas pengendalian internal kas.
2.      Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yang sifatnya independen. Berdasarkan judul diatas, efektivitas pengendalian internal kas disebut sebagai variabel dependen, karena variabel ini dapat dipengaruhi oleh variabel audit internal.
Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab 1, yaitu: “ Diduga audit internal berpengaruh positif terhadap efektivitas pengendalian internal kas “, harus ditetapkan terlebih dahulu variabel yang akan diukur serta indikator-indikatornya.
TABEL
VARIABEL INDIKATOR, SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
Varibel
Indikator
Sub Indikator
Skala
Instrumen
Independen:
Audit Internal yang Memadai
Berfungsinya Audit Internal yang memmadai
1.       Independensi auditor internal
2.       Program Audit
3.       Pelaksanaan kegiatan audit
4.       Laporan Hasil audit Internal
5.       Tindak lanjut hasil audit


Ordinal
Kuesioner
Dependen:
Efektivitas Pengendalian Internal Kas
Tercapainya tujuan pengendalian internal kas
1.      Komponen pengendalian internal
a.       Lingkungan pengendalian
b.      Penaksiran risiko
c.       Aktivitas pengendalian
d.      Informasi dan komunikasi

2.      Tujuan pengendalian internal
a.    Kendala pelaporan peneimaan dan pengeluaran kas
b.    Efisiensi dan efektivitas penglolaan kas
c.    Ketaatan Pada Hukum dan Peraturan Pengelolaan Kas

Ordinal
Kuesioner


5.5  Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada PT (X), sedangkan sampel yang penulis ambil adalah seluruh populasi, yaitu staf Satuan Pengawasan Intern (SPI) pada PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang berjumlah 20 orang.

5.6 Uji Validitas dan Realibilitas
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menentukan kevalidan suatu item kuesioner, digunakan metode koefisien korelasi Product Moment dari Karl Pearson, sedangkan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach alpha dari masing-masing instrumen dalam satu variabel dengan taraf kesalahan 5%. Pada penelitian ini menggunakan pengukuran skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu ’lebih’ atau ’kurang’ dari yang lain, dimana jarak antar satu data dengan yang lain tidak sama”. Untuk memperoleh data tentang pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern kas, dibuat pernyataan-pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan, (Sugiyono, 2008: 107). Adapun skor yang diberikan adalah sebagai berikut :
     

Tabel 1                                                           Tabel 2
Tabel Skor Kuesioner                                   Tabel SkorKuesioner
      Variabel (X)                                                     Variabel (Y)
No
Keterangan
skor
1
Sangat Sesuai
5
2
Sesuai
4
3
Kurang Sesuai
3
4
Tidak Sesuai
2
5
Sangat Tidak Sesuai
1
No
Keterangan
skor
 1
Sangat Sesuai
5
2
Sesuai
4
3
Kurang Sesuai
3
4
Tidak Sesuai
2
5
Sangat Tidak Sesuai
1

                                                                                                                              Tabel 3
                                                       Tabel Skor Kuesioner               
                    Variabel (X)terhadap Variabel (Y)    
No
Keterangan
skor
1
Sangat Sesuai
5
2
Sesuai
4
3
Kurang Sesuai
3
4
Tidak Sesuai
2
5
Sangat Tidak Sesuai
1
                                               

Untuk menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel X dan variabel Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husen Umar (2003: 201), di mana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut: Skor tertinggi (banyaknya responden kali skor tertinggi yaitu 5) = 5 x 20 = 100, dan skor terendah (banyaknya responden kali skor terendah yaitu 1) = 1 x 20 = 20.

            Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X (Audit Internal) dan
Variabel Y (Efektivitas Pengendalian Intern Biaya Produksi) dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3.
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Variabel
Kategori
Rentang Pengklasifikasian


Audit Internal (X)
Tidak memadai
20-36
Kurang memadai
37-53
Cukup memadai
54-70
Memadai
71-87
Sangat memadai
88-100




Efektivitas Pengendalian Intern
Kas (Y)
Tidak efektif
20-36
Kurang efektif
37-53
Cukup efektif
54-70
Efektif
71-87
Sangat efektif
88-100

5.7 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Untuk keperluan tersebut penulis menggunakan metode pengumpulan data:
1.      Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu dengan melakukan penelitian pada perusahaan, dengan tujuan memperoleh data primer, dan penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengumpulan data melalui:
a.       wawancara, yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab dengan beberapa karyawan PT (X) yang berkepentingan dan berhubungan dengan audit internal dan kas.
b.      Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung cara kerja Satuan Pengawas Internal.
c.       Kuesioner, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, kemudian hasilnya diuji dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan.
2.      Studi Kepustakaan
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan untuk memperoleh keterangan dan data dari literatur, yaitu berupa buku, majalah, makalah, yang relevan dengan landasan teori atas masalah yang sedang diteliti agar diperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah-masalah yang telah diidentifikasikan.
5.8 Teknik analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis melakukan analisa untuk mengetahui seberapa besar peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas.
Untuk menguji hipotesis penulis menyampaikan kuesioner yaitu formulir-formulir yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan untuk individu yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti. Selanjutnya data yang terkumpul diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan hubungan antar variabelnya sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya  hipotesis.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analsis ini, terdiri dari:
1.      Tabulasi jawaban kuesioner
2.      Mengelompokkan jawaban kuesioner
3.      Menjumlahkan masing-masing jawaban responden
4.      Membandingkan antara jawaban “Ya” dengan jawaban responden
5.      Membuat laporan
Adapun perhitungan persentase hasil kuesioner adalah menjumlahkan jawaban “Ya” atau jawaban kuesioner yang diajukan, untuk kemudian dibandingkan dengan jawaban seluruh kuesioner untuk memperoleh tingkat kriteria dalam bentuk persentase, maka hasil perbandingan tersebut dikali dengan 100%.
Perhitungan persentase hasil kuesioner adalah sebagai berikut:

Dasar- dasar kriteria yang diterapkan menurut Champion (1990,302) adalah sebagai berikut:
0,00-0,25 = No association or low associaton (Weak Association)
0,26-0,50 = Moderately low association (Moderately Association)
0,51-0,75 = Moderately high association (Moderately Strength Association)
0,76-1,00 = High association (Strength Association) up to perfect association
Dalam mengukur peranan auditor internal pada PT “X”, maka kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1.      0%  s.d. 25%         menunjukkan bahwa kinerja auditor internal di PT “X” tidak efektif
2.      26% s.d. 50%        menunjukkan bahwa kinerja auditor internal di PT “X” kurang efektif
3.      51% s.d. 75%        menunjukkan bahwa kinerja auditor internal di PT “X” cukup efektif
4.      76% s.d. 100%      menunjukkan bahwa kinerja auditor internal di PT “X” efektif
Dalam mengukur efektivitas pengendalian internal kas pada PT “X”, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
1.      0%  s.d. 25%         menunjukkan bahwa kinerja pengendalian internal kas di PT “X” tidak efektif
2.      26% s.d. 50%        menunjukkan bahwa kinerja pengendalian internal kas di PT “X” kurang efektif
3.      51% s.d. 75%        menunjukkan bahwa kinerja pengendalian internal kas di PT “X” cukup efektif
4.      76% s.d. 100%      menunjukkan bahwa kinerja pengendalian internal kas di PT “X” efektif
Untuk mengetahui peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas pada PT “X”, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
1.      0%  s.d. 25%         menunjukkan bahwa audit internal tidak berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas  di PT “X”
2.      26% s.d. 50%        menunjukkan bahwa audit internal kurang berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas  di PT “X”
3.      51% s.d. 75%        menunjukkan bahwa audit internal cukup berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas  di PT “X”
4.      76% s.d. 100%      menunjukkan bahwa audit internal  berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal kas di PT “X”

Sumber:
ü      Tesis manajemen stratejik oleh Budiyarto (2003) Universitas Widyatama
ü      Skripsi “analisis pengendalian intern pengeluaran kas” oleh Esti Riandri (2013) Universitas Diponegoro.
ü      Skripsi “pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian intern biaya produksi” oleh Aristanti Widyaningsih (2010) UPI










Terima Kasih telah membaca Catatan di atas,

★ yang Di buat : Pada hari ★ Kamis, 13 November 2014 ★ Pukul : ☞ Dengan Judul : ★

Pengaruh Audit Internal

★ Penulis :
Perlu di Ketahui:
 Catatan ini di buat oleh Operator Warnet COPAS dari
Dokumen Microsoft Office Word (Tugas Pengunjung Warnet),
yang kebanyakannya sudah langsung di Print Out,,
Catatan ini Hanya untuk Archive Data/Dokumen
dari para Pengunjung Warnet,
ada juga Data dari Hasil Kerja Operator
dalam melayani Konsumen yang datang,
hanya sebagai Bahan dasar Pengerjaan Tugas,
bilamana suatu saat nanti di butuhkan kembali,
dan sebagai Bahan Pembelajaran untuk Semuanya.
                        
Semoga bermanfaat..(^_^)
Categories: , ,
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar

Facebook

DAFTAR ISI
Total Kunjungan